ANDRA ASWANDI
F23116055
S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita semua. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafaat di yaumul qiyamah kelak. Aamiin.
Makalah yang berjudul
“Paradigma Penelitian ” ini kami bahas guna memenuhi tugas mata
kuliah Metode Penelitian, serta agar mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami dan menerapkan paradigma dan
teori dalam penelitian. Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu..
Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
PALU, 24 Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan
B.
Jenis jenis paradigma penelitian
C.
karakteristik
paradigma penelitian
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Paradigma penelitian
merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandangan peneliti
terhadap fakta kehidupan sosial dan pelakuan peneliti terhadap ilmu dan teori,
yang di konstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Paradigma
penelitian dijelaskan untuk menjawab masalh dan menjelaskan pencapian tujuan
penelitian sesuai dengan karakteritik data yang akan dikumpulkan. Paradigma penelitian
merupakan pandangan terhadap objek penelitian yang berimplikasi terhadap
metodologi penelitian atau dapat juga disebut sebagai langkah pertama yang
menjadi dasar pilihan untuk selanjutnya membentuk desain penelitian yang
dilakukan.
Apabila seseorang melakukan penelitian, maka disadari atau tidak dia
telah memiliki cara memandang terhadap suatu obyek, masalah, atau peristiwa
yang sedang diteliti. Di dalam dirinya telah terbentuk suatu kepercayaan yang
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang dinamakan aksioma atau paradigma. Cara
pandang seseorang dalam menentukan objek penelitian itu berbeda-beda sehingga
antara satu peneliti dengan peneliti yang lain memeliki pola pikir yang berbeda
pula tentang apa yang akan mereka teliti. Sehingga dalam penelitian seorang
peneliti harus tahu apa yang harus dibahasa, apa yang harus dijawab dan
bagaimana cara melakukan penelitian tersebut.
Maka dalam makalah ini akan mengambil paradigma penelitian secara garis
besar saja dari beberapa sumber yang kami simpulkan sehingga pengambilan
keputusan dalam paradigma penelitian dapat membentuk pendekatan penelitian yang
sempurna.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
berlakang diatas maka dapat dikemukakan bahwa rumusan masalah yang dapat
disimpulkan adalah :
1.
Apa
yang dimaksud dengan paradigma penelitian ?
2.
Apa
jenis-jenis paradigma penelitian ?
3.
Apa
karakteristik paradigma penelitian ?
C.
TUJUAN
dan MANFAAT
Berdasarkan rumusan
masalah diatas maka dapat dikemukakan tujuan dan manfaat yang kita amati adalah
:
1.
Untuk
mengetahui paradigma penelitian
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis paradigma penelitian
3.
Untuk
mengetahui karakteristik paradigma penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradigma penelitian
Istilah paradigma
pertama kali dikemukakan oleh Khun tahun 1996 sebagai “bangunan” yang
mencangkup seluruh konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan
konsep-konsep yang dipedomani oleh komunitasa ilmiah. Paradigma
dari segi bahasa adalah cara pandang, pola pikir atau kerangka berpikir atau
cara melihat suatu fenomena dan fakta-fakta sekitar kita.
Paradigma
penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Model
penelitian kuantitatif atau model paradigma khususnya untuk penelitian
mempunyai banyak bentuk diantaranya paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma paradigma ganda dengan dua variable independen, paradigma
ganda dengan tiga variable independen, paradigma ganda dengan dua variable
dependen, paradigma ganda dengan dua variable independen dan dua dependen, dan
paradigma jalur. Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed as set of
basic beliefs (or metaphisies) that deals with ultimates or principles” (Guba
1988). Dengan demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara pandang atau
kreangka dalam melihat dunia atau kenyataan. Paradigma diterima sebagai
keyakinan yang benar atau kebenarannya dipercaya. Karena itu, paradigma tidak
perlu divalidasi atau bersifat self validating.
Penyelesaian
masalah penelitian pada tahap awal ditentukan paradigma dari peneliti.
Paradigma merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterpretasi,
suatu kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan arahan pada tindakan.
Dalam penyelesaian masalah, peneliti diharuskan melihat dari sudut pandang yang
mampu dilakukan oleh peneliti tersebut.
Menurut
Harmon (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu
secara khusus tentang realitas. Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie &
Knipe, 2006) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah
asumsi, konsep, atau proposisi yang berhubungan secara logis, yang mengarahkan
cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Baker (dalam Moleong, 2004: 49)
mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang membangun atau mendefinisikan batas-batas, menjelaskan bagaimana sesuatu harus dilakukan
dalam batas-batas itu agar berhasil. membatasi paradigma sebagai tujuan atau
motif filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat konsep,
keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka
kerja pelaksanaan sebuah penelitian.
Berdasarkan paradigma seorang peneliti akan menggunakan salah
satu dari tiga pendekatan yang diajukan Creswell yaitu: kuantitatif, kualitatif,
dan metode gabungan. Menurut Emzir (2008: 9) perbedaan perbedaan yang terdapat
dalam ketiga pendekatan ini dapat ditinjau melalui tiga elemen kerangka kerja,
yaitu asumsi-asumsi psikologis tentang pembentuk tuntutan pengetahuan prosedur
umum penelitian dan prosedur penjaringan dan analisis data serta pelaporan.
Paradigma penelitian ada 2 macam, yaitu
paradigma positivistik (ilmu didasarkan pada hukum-hukum &
prosedur-prosedur yang baku) dan paradigma interpretif (setiap gejala bisa jadi
memiliki makna yang berbeda). Paradigma positivistik akan melahirkan pendekatan
kuantitatif (data berupa angka atau data diangkakan), sedangkan paradigma
interpretif akan melahirkan pendekatan kualitatif (data berupa kata-kata).
B.
Jenis – jenis paradigma penelitian
Adapun jenis – jenis paradigma
penelitian berdasarkan pendekatannya :
1. Penelitian
Kuantitatif
Paradigma penelitian kualitatif adalah paradigma
penelitian yang berisi pandangan-pandangan atau keyakinan bahwa fokus
penelitian adalah kualitas (hakikat dan esensi), akar filsafat yang dianut di
antaranya adalah fenomenologi dan interaksi simbolik, aktivitas utamanya adalah
kerja lapangan, etnografis, grounded, tujuannya adalah pemahaman,
deskripsi, temuan, dan pemunculan hipotesis, desain yang digunakan bersifat
lentur, fleksibel, berevolusi, dinamis, latar penelitiannya alamiah, sumber
data yang dijadikan sasaran kecil, tidak acak, pengumpulan data dengan
memanfaatkan peneliti sebagai instrumen utama, modus analisis induktif, dan
temuannya komprehensif dan holistik serta mementingkan transferabilitas
(Alwasilah, 2002).
Paradigma penelitian selalu dihubungkan
dengan penelitian kuantitatif yang didasarkan pada postpositivisme. Penelitian
kuantitatif mencakup penelitian survai, deskriptif causal comparative,
retrospektif (ex-post facto), pre-experimental, quasi-experimental, true
experimental, korelasional, dan eksperimen kompleks dengan banyak variabel dan
perlakuan (seperti desain faktorial dan desain pengukuran berulang).
Paradigma
kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji
hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.
Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional),
positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau
empiris (empiricist).
Paradigma
penelitian kuantitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan berapa
banyak suatu fenomena, bagaimana hubungan antaraspek, datanya bersifat
numerikal, dapat diukur, ”bebas” konteks, dan untuk menguji teori.
Ciri Paradigma
penelitian kuantitatif :
a. Paradigma
tradisional, positivis, eksperimental, empiris.
b. Menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik.
c. Realitas
bersifat obyektif dan berdimensi tunggal.
d. Peneliti
independen terhadap fakta yang diteliti.
e. Bebas nilai dan
tidak bias.
f. Pendekatan
deduktif.
g. Pengujian teori
dan analisis kuantitatif.
2.
Penelitian Kualitatif
Paradigma
penelitian kuantitatif adalah paradigma penelitian yang mempunyai keyakinan
bahwa fokus penelitian merujuk kepada kuantitas (berapa banyak) dengan
menggunakan landasan filsafat positivisme dan empirisme. Kegiatan penelitian
ini di antaranya dilakukan melalui eksperimen dengan menggunakan analisis
statistik. Tujuan penelitian diarahkan kepada deskripsi, prediksi, kontrol, dan
pebuktian hipotesis. Desain ditentukan lebih awal dan cenderung terstruktur
”sempurna” dengan menggunakan sampel besar, acak, dan representatif.
Pengumpulan data menggunakan tes, skala angka, survei, kuesener, dan hasilnya
dianalisis menggunakan statistik untuk memperoleh temuan yang persis untuk
melakukan generalisasi.
Paradigma
penelitian kualitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan apa dan
mengapa suatu fenomena terjadi, datanya verbal, interpretatif, multirealitas
dan multitafsir, bergantung konteks, dan untuk mengembangkan teori.
Ciri paradigma penelitian kualitatif :
a.
Pendekatan konstruktifis, naturalistis
(interpretatif), atau perspektif postmodern.
b.
Menekankan pada pemahaman mengenai
masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.
c.
Realitas bersifat subyektif dan
berdimensi banyak.
d.
Peneliti berinteraksi dengan fakta yang
diteliti.
e.
Tidak bebas nilai dan bias.
f.
Pendekatan induktif.
g.
Penyusunan teori dengan analisis
kualitatif.
C.
Karakteristik Penelitian
Dapat dikemukakan beberapa karateristik dari penelitian,
khususnya pendidikan yaitu :
1. Objektivitas
Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari
bias dan subjektivitas. Dalam prosedurnya, penelitian menggunakan
teknik pengumpulan dan analisis data yang memungkinkan dibuat interprestasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Objektivitas juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari
prosedur yang digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektivitas.
2.
Ketepatan
Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan (precision), secara teknis instrument
pengumpulan datanya harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai, desain penelitian, pengambilan dampel dan teknik anasisnya tepat.
3.
Verifikasi
Penelitian dapat diverifikasi , dalam arti dikonfirmasikan,
direvisi dan di ulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi juga
bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain.
4. Penjelasan Ringkas
Penelitian
mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena danmenyederhanakannya
menjadi penjelasan yang ringkas. Tujuan akhir dari suatu penelitian
adalah mereduksi realita yang kompleks ke dalam penjelasan yang singkat.
5.
Empiris
Secara
umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian empiris
kesimpulan didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan
menggunkan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat
atau kekuasaan.
6. Penalaran Logis
Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis.
Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika
deduktif atau deduktif.
7.
Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolute.
Penelitian perilaku, dan juga ilmu kealaman, tidak menghasilkan kepastian,
sekalipun kepastian relative.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian
adalah cara mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis yang
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran. Ada dua jenis penelitian yakni
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. penelitian kuantitatif
terbagi lagi menjadi dua yakni penelitian eksperimen dan penelitian
non-ekseperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang meneliti hubungan
sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu (atau
lebih) kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok
kontrol yang tidak mengalami manipulasi.
B. Saran
Saya
menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Saya tetap berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi pembaca. Saya juga
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 10 pengertian dan tujuan penelitian menurut para
ahli. Diakses pada 21 februari 2019 di www.gurupendidikan.com
http://puterimarissa2.blogspot.com/2013/02/paradigma-penelitian-pendidikan.
html
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
http://ulvanurmala.blogspot.com/2015/05/paradigma-penelitian.html
diakses pada pukul 15.00 23 februari 2019
0 komentar:
Posting Komentar