Selasa, 13 Maret 2018

Pengertian Perencanaan Tapak Bagi PWK


ANDRA ASWANDI
F 231 16 055

PERENCANAAN TAPAK
Perencanaan tapak (site planning) menurut Kevin Lynch (ed.3, MIT Press, 1984 sebagai seni dan ilmu mengolah struktur ruang dan membentuk ruang-ruang antara di atas sebuah lahan.  Perencanaan Tapak (site planning)  mengatur penggunaan lahan terkait dengan bidang-bidang yg mengisi suatu lahan, yakni arsitektur (kaveling dan bangunan, baik hunian maupun non-hunian), teknik (prasarana jaringan jalan, drainase, air bersih, energi, dan limbah), arsitektur lansekap (ruang terbuka hijau maupun non-hijau), dan perencanaan kota ( peraturan tata ruang dan kebijakan membangun). Rencana Tapak (site plan); menempatkan obyek (fisik) dan kegiatan (manusia, penghuni) dalam kesatuan ruang dan waktu.
Dalam perencanaan tapak (siste planning) terdapat bebrapa subtansi perencanaan yang paling umum :
            Wilayah           kawasan            Zona              Blok                tapak
Tapak pada umum nya disebut sebagai sepetak tanah atau kapling. Perencanaan tapak tidak lagi berlandaskan pada budaya kendaraan bermotor, di mana seluruh penghuni dan pekerja di sebuah lingkungan permukiman tidak tergantung pada transportasi publik, tetapi perencanaan yang mendorong dan memfasilitasi penghuninya menggunakan kendaraan umum.
Dari definisi Lynch berikutnya, setelah struktur ruang, adalah kemampuan mengolah ruang antar bangunan menjadi ruang publik yang berkualitas.  Ruang antar bangunan yang paling banyak di lingkungan permukiman adalah jalan, baik jalan utama maupun jalan-jalan lingkungan.  Hampir seluruh jalan dibatasi sisinya oleh bangunan, baik bangunan hunian maupun non hunian (komersial, fasilitas umum dan sosial, pemerintahan, dan sebagainya).
Selama ini perencanaan jalan lebih dilandasi kepentingan teknik lalu lintas (mengatur pergerakan kendaraan), tetapi tidak banyak memikirkan kepentingan jalan sebagai ruang publik di mana penghuni berinteraksi dan bersosialisasi
Hakikat perencanaan tapak pada akhirnya tidak hanya terkait pada masalah keahlian untuk mewujudkan kualitas fisik (fungsional-estetik) dan lingkungan (ekologis) semata, melainkan juga harus mampu mendorong terciptanya ruang untuk persemaian budaya lokal, kohesi sosial dan keadilan ruang ekonomi bagi seluruh warga kota.


Modul 2
            Memahami hakekat perencanaan tapak,
PT = proses perencanaan yg didalamnya mengandung prinsip2, metode, dan
         rangkaian tahapan perencanaan yg hrs dilakukan
RT = produk dr seluruh proses perencanaan tapak
RT digambarkan sebagai dokumen dan gambar, sedangkan  PT merupakan proses didalamnya mengandung prinsip dan rangkaian.
Proses perencanaan tapak
1.      Acuan / Persiapan
a.       Memahami jenis kegiatan
b.      Lokasi
c.       Visi & misi
d.      Program kegiatan
2.      Pemilihan & analisis tapak
3.      Syarat antar komponen
4.      Penetapan komponen
5.      Hubungan fungsional
6.      Area layak bangun
7.      Pemilihan konsep, dan
8.      Gambaran
Analisis dekomposisi atau pendekatan fungsional kawasan.
            Berguna bagi perencanaan dan program fungsi serta desain layout. Bentk dari pendekatan komprehensif dalam perencanaan tapak terkait fungsi yang telah direncanakan.
            Adapun tahapan analisis.
1.      Analisis fungsi
2.      Analisis proses
3.      Analisis klaster
4.      Perencanaan dimensi
5.      Sintesis
6.      Desain.



Analisis fungsi, merupakakn penentuan fungsi yang akan direncanakan dan skala pelayanannya.
Analisis klaster merupakan pengelompokan fungsi – fungsi  berdasarkan  kedekatan penghubungannya. Dan juga merupakan langkah awal membetuk pola dalam perencanaaan tapak dan struktur ruang nya.
Integrasi dan desain, merupakan salah satu peryujudan fisik, seperti guna lahan, system jaringan. Kemudian melakukan evaluasi kembali selanjutnya gambar rancang apabila telah dinyatakan layak untuk direncanakan.







menggapa pertumbuhan kota terus berlanjut?


2.1               Pertumbuhan Kota Terus Berlanjut

Pertumbuhan kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah perkotaan (urbanisasi). Analisis tentang petumbuhan wilayah perkotaan tentunya harus dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan bersanguktan.  Degan adanya urbanisasi menjadikan pertumbuhan kota akan menajdi terus berlanjut selagi prosesnurbanisasi masih tetap ada diperkotaan. Struktur perekonomian dan permasalahan yang dihadapi oleh wilayah perkotaan juga ternyata tidak sama dengan yang terdapat di wilayah pedesaaan, sehingga analisa yang diperlukan tentunya juga berbeda.
Pertumbuhan wilayah perkotaan sangat ditentukan oleh tingkat urbanisasi yang terdapat di wilayah bersangkutan. Urbanisasi pada dasarnya adalah porsi jumlah penduduk yang hidup di wilayah perkotaan. Pertumbuhan kota ditentukan oleh 3 unsur yaitu :
1)       Pertumbuhan penduduk (population growth)
2)       Perpindahan penduduk dari desa ke kota (urban-rural)
3)       Bila terjadi pemekaran wilayah perkotaan
Secara alamiah pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kesuburan ibu (fertility) dan tigkat kematian (mortality). Ahli ilmu ekonomi perkotaan, permasalahan urbanisasi menekankan pembahasannya pada proses terjadinya urbanisasi dan kekuatan yang melatar belakangi. Analisa untuk dapat memahami struktur dan pola pertumbuhan wilayah perkotaan dan sekaligus sebagai dasar perumusan kebijakan publik dalam rangka mendorong proses pertumbuhan dan pengendalian penduduk sebuah wilayah perkotaan.
Kota juga diartikan sebagai suatu wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, social, budaya dan administrasi pemerintahan. Sebuah kota meliputi konsentrasi daerah pemukiman berpendudukan cukup besar dengan kepadatan yang relative tinggi dimana kegiatan penduduk didominasi oleh kegiatan nonpertanian seperti industri, perdagangan, jasa, baik dibidang keuangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Dengan adanya berbagai jenis kegiatan menjadikan suatu kota akan terus bertumbuh karna suatu kota bertumbuh apabila aktivitas didalamnya terus berlanjut.
Kota mempunyai daya tarik  yang sangat besar bagi penduduk ,baik yang bearda di wilayah pedesaan   maupun kota-kota kecil sekitarnya untuk datang dan menetap di kota bersangkutan. Dari segi ekonomi daya tarik kota muncul karena relatif banyak lapangan kerja yang terdapat di daerah perkotaan dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sedangkan dari segi sosial kehidupan kota lebih maju dan menyenangkan karena fasilitas kehidupan sosial dan budaya yang lebih banyak sehingga lebih menyenangkan. Kehidupan kota juga mempunyai aspek negative karena biaya hidup yang lebih tinggi, kemacetan lalu lintas yang sudah mulai menjadi hambatan bagi mobilitas penduduk serta tingkat polusi udara dan air yang lebih buruk. Dengan adanya daya tarik maka perumbuhan kota juga akan terus berlanjut dan akan terus berkembang disuatu kota tersebut.


Makalah Pertumbuhan Kota


ANDRA ASWANDI

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 

JURUSAN ARSITEKTUR 

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO


DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR



BAB I

PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang

Kota merupakan pemusatan dari berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan social, kegiatan ekonomi, kegiatan politik, kegiatan tenaga ahli dan terampil, tenaga buruh kasar, fasilitas-fasilitas transportasi dan komunikasi, serta kedudukan pemimpin pemerintahan dari berbagai tingkat berada di kota. Peranan kota terhadap masyarakat menjadi semakin besar dan semakin penting. Pertumbuhan kota semakin pesat baik dilihat dari pertumbuhan maupun dari tingkat kegitannya. Pada dasarnya perkembangan atau pertumbuhan kota itu tidak berdiri sendiri, akan tetapi senantiasa berkaitan denga daerah sekitarnya.
Daerah perkotaan telah dipandang sebagai kesatuan lokasional untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk perkotaan. Besaran kota yang optimum diperlihatkan oleh kaitan antara manfaat bersih dari aglomerasi dengan perubahan besaran kota. Terdapat kaitan yang erat antara besaran kota serta fasilitan  pelayanan ekonomi dan social yang dilakukan pemerintah kota pada sutu pihak dibandingkan dengan pendapatan yang diterima pemerintah kota yaitu berupa penerimaan pajak dan restribusi daerah.
Pertumbuhan kota adalah perubahan fisik kota sebagai akibat dari perkembangan masyarakat kota. Pertumbuhan kota berasal dari berbagai factor yang mempengaruhi tingkat produktifitas dan kualitas hidup tenaga kerja. Sedangkan perkembangan kota menurut E.W Burgess (yunus, 1999) dengan teori konsentrasimenjelaskan bahwa suatu kota yang besar mempunyai kecenderungan berkembang kearah luar disemuabaian bangiannya. Masing-masing zona tumbuh sedikit demi sedikit ke arah luar. Oleh karena semua bagian-bagiannya berkembang ke segala arah, maka pola keruangan yangdihasilkan akan berbentuk seperti lingkaran yang berlapis-lapis, dengan daerah pusat kegiatan sebagai intinya. Maka terbentuk pusat kota sebagai pusat bisnis.dan daerah pinggiran kota sebagai pendukungnya.

1.2               Rumusan Masalah

1.       Mengapa pertumbuhan kota-kota terus berlanjut?
2.       Apakah suatu kota baik atau buruk?
3.       Dapatkan pertumbuhan perkotaan di kendalikan?
4.       Apa dan bagaimana pemerintah melakukan interversi dalam pembangunan perkotaan?


1.3               Tujuan Penulisan

1.       Untuk mengetahui pertumbuhan kota-kota yang terus berlanjut
2.       Untuk mengetahui suatu kota baik atau buruk
3.       Untuk mengetahui pengendalian pertumbuhan perkotaan
4.       Untuk mengetahui intervensi yang di lakukan pemerintah dalam pembangunan perkotaan





















BAB II

PEMBAHASAN


2.1               Pertumbuhan Kota Terus Berlanjut

Pertumbuhan kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah perkotaan (urbanisasi). Analisis tentang petumbuhan wilayah perkotaan tentunya harus dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan bersanguktan.  Degan adanya urbanisasi menjadikan pertumbuhan kota akan menajdi terus berlanjut selagi prosesnurbanisasi masih tetap ada diperkotaan. Struktur perekonomian dan permasalahan yang dihadapi oleh wilayah perkotaan juga ternyata tidak sama dengan yang terdapat di wilayah pedesaaan, sehingga analisa yang diperlukan tentunya juga berbeda.
Pertumbuhan wilayah perkotaan sangat ditentukan oleh tingkat urbanisasi yang terdapat di wilayah bersangkutan. Urbanisasi pada dasarnya adalah porsi jumlah penduduk yang hidup di wilayah perkotaan. Pertumbuhan kota ditentukan oleh 3 unsur yaitu :
1)       Pertumbuhan penduduk (population growth)
2)       Perpindahan penduduk dari desa ke kota (urban-rural)
3)       Bila terjadi pemekaran wilayah perkotaan
Secara alamiah pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kesuburan ibu (fertility) dan tigkat kematian (mortality). Ahli ilmu ekonomi perkotaan, permasalahan urbanisasi menekankan pembahasannya pada proses terjadinya urbanisasi dan kekuatan yang melatar belakangi. Analisa untuk dapat memahami struktur dan pola pertumbuhan wilayah perkotaan dan sekaligus sebagai dasar perumusan kebijakan publik dalam rangka mendorong proses pertumbuhan dan pengendalian penduduk sebuah wilayah perkotaan.
Kota juga diartikan sebagai suatu wilayah dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, social, budaya dan administrasi pemerintahan. Sebuah kota meliputi konsentrasi daerah pemukiman berpendudukan cukup besar dengan kepadatan yang relative tinggi dimana kegiatan penduduk didominasi oleh kegiatan nonpertanian seperti industri, perdagangan, jasa, baik dibidang keuangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Dengan adanya berbagai jenis kegiatan menjadikan suatu kota akan terus bertumbuh karna suatu kota bertumbuh apabila aktivitas didalamnya terus berlanjut.
Kota mempunyai daya tarik  yang sangat besar bagi penduduk ,baik yang bearda di wilayah pedesaan   maupun kota-kota kecil sekitarnya untuk datang dan menetap di kota bersangkutan. Dari segi ekonomi daya tarik kota muncul karena relatif banyak lapangan kerja yang terdapat di daerah perkotaan dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sedangkan dari segi sosial kehidupan kota lebih maju dan menyenangkan karena fasilitas kehidupan sosial dan budaya yang lebih banyak sehingga lebih menyenangkan. Kehidupan kota juga mempunyai aspek negative karena biaya hidup yang lebih tinggi, kemacetan lalu lintas yang sudah mulai menjadi hambatan bagi mobilitas penduduk serta tingkat polusi udara dan air yang lebih buruk. Dengan adanya daya tarik maka perumbuhan kota juga akan terus berlanjut dan akan terus berkembang disuatu kota tersebut.

2.2        Suatu Kota Baik atau Buruk

Kota merupakan pemusatan dari berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan social, kegiatan ekonomi, kegiatan politik, kegiatan tenaga ahli dan terampil, tenaga buruh kasar, fasilitas-fasilitas transportasi dan komunikasi, serta kedudukan pemimpin pemerintahan dari berbagai tingkat berada di kota. Kaitanya dengan pertumbuhna kota kota dapat diarikan baik dan juga sebalikya, kota yang merupakan salah satu bentuk atau salah satu pemusatan dimana pada suatu ota memiliki segala aspek baik dari bidang pendidikan social budaya dan tersedianya pekerjaan. Bagi masyarakat desa atau masyarakat yang urbanisasi kekota memiliki dampak positif dari pertumbuhan kota dimana masyarakat yang bertujuan mencari pekerjaan dikota bisa merasakan atau mendapatkan pekerjaan disuatu kota. Suatu kota juga dikatakan baik apabila dalam kota tersebut bisa melayani dan memiliki fasilitas infrastruktur dan bisa melayani masalah-masalah  yang timbul dari masayarakat kota.
Kota juga dikatakan baik apabila masyarakat atau penduduk kota yang dominan dari masyarakat desa memliki ketercukupan, baik dalam bahan pokok maupun bahan dasar. Dengan pertumbuhan kota juga dapat menimbulkan hal yang positif bagi masyarakat karena dengan perumbuhan kota masyarakat dapat meningkatkan pendapatan hal ini karena seiring dengan munculnya beragam jenis kegiatan seperti industri, transportasi atau pertanian maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat secara perlahan-lahan.
Akan tetapi dengan hal yang dimenimbulkan dampak positif tidak dapat dipungkiri suatu kota juga bisa berdampak buruk apabila :
a.        Jumlah penduduk desa yang pergi kekota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan bagi daerah perkotaan yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
b.        Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan dan lain-lain.
c.        Nilai lahan diperkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau tempat yang tidak layak untuk permukiman misal : dibataran sungai, pinggiran rel kereta api, kuburan dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk ialah permukiman kumuh.
d.        Terjadi degradasi kualitas lingkungan, peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat mendorong pembangunan rumah-rumah diwilayah kota. Permukiman baru muncul dikota-kota seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Makassar. Pertumbuhan permukiman yang sangat cepat diperkotaan sangat berpengaruh terhadap penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.

2.3        Pertumbuhan Perkotaan Di Kendalikan

            Pertumbuhan perkotaan dapat di kendalikan dengan melihat beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya :
1.       Meningkatkan kualitas penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dipengaruhi dengan angka kelahiran yang semakin meningkat dan jumlah penduduk yang bermigrasi ke kota juga semakin tinggi. Cara mengendalikan dari penduduk dengan menjalankan program keluarga berencana, meningkatkan kualitas masyarakat, dan meminimalisir migrasi penduduk dengan melakukan pemerataan dalam lapangan pekerjaan.
2.       Ketersediaan sarana dan prasarana
Ketersediaan fasilitas di perkotaan kurang memadai sehingga sebagian masyarakat di perkotaan tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai. Cara dari mengendalikannya dengan mengontrol ketersediaan dari sarana dan prasarana.

2.4        Intervensi Pemerintah Terhadap Pembangunan Perkotaan

Kota merupakan suatu tempat dimana terjadinya konsentrasi penduduk dengan berbagai macam aktifitas baik itu social, ekonomi, budaya, pemerintah dan sebagainya dimana tempat itu terdapat jumlah penduduk yang sangat tinggi tetapi ruang atau wilayah terbatas. Perencanaan kota pada dasarnya intervensi (campur tangan) terhadap perkembangan kawasan perkotaan yang berlangsunng pesat seiring pertumbuhan penduduk. Perencanaan Kota merupakan perencanaan fisik yang terpadu, karena perencanaan kota mempunyai aspek yang sangat kompleks menyangkut aspek sosial-budaya, ekonomi, dan politik dalam satu kesatuan wilayah fisik (ruang kota). Perencanaan kota memiliki urgensi untuk dapat menyelesaikan persoalan, Perencanaan kota juga memiliki urgensi untuk menata struktur dan relasi sosial masyarakat karena berbeda denganmasyarakat perdesaan yang cenderung homogeny, masyarakat perkotaan terdiri atas berbagai macam kelas dan etnis (heterogen).
Kota-kota ini terus tumbuh, dan pertumbuhan kota ini tentu saja membawa implikasi makin beratnya tugas pemerintah kota karena harus menyediakan pelayaanan yang informasi, sanitasi dan lain sebagainya.
Menurut Nick Devas dan C. Rakodi pemerintah harus intervensi dalam pembangunan kota maupun dalam sistem kota. Intervensi pemerintah dalam pembangunan kota ditempuh melalui dua cara :
a.       Secara langsung yaitu melalui sistem perencanaan dan manjemen kota.
b.       Secara tidak langsung, yaitu melalui sistem ekonomi yang merupakan konsekuensi dari pembangunan kota.
Intervensi pemerintah kota dalam sistem kota adalah dalam 5 bidamng sebagai berikut
a.       Penyediaan perlindungan umum bagi masyarakat yang meliputi, pemeliharaan ketertiban publik dan penegakan hukum, perlindungan hidup, hak asasi dan hak milik.
b.       Pengaturan aktivitas sektor sawasta untuk kepentingan umum.
c.       Penempatan wilayah pelayanan publik, artinya adanya pembagian jenis pekerjaan yang diurus oleh sektor swasta dan pihak pemerintah.
d.       Penciptaan fungsi-fungsi pembangunan artinya pemerintah harus mampu menjkadikan sumber-sumber yang dimilikinya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan penciptaan pekerjaan bagi sektor swasta.
e.       Adanya redistribusi pendapatan dan kemakmurean. Hal ini merupakan fungsi pemerintah yang dapat ditempuh melalui pemebrlakuan pajak progeresif dan kebijakan subsidi.
Dalam merumuskan kebijakan di kota pemerintah harus benar-benar memperhatikan kekhasan masyarakat di kota ini, karena menurut Ronald L.Krannich (Dalam A.Nurmandi, 1996) bahwa Hakikat dari proses pembuatan atau perumusan kebijakan di kota berbeda dengan setiap tingkat pemerintah lainnya. Di tingkat pusat, biasanya mencakup penentuan standar prestasi, pengasab rutin, pembuatan peraturan dan pemrosesan dokumen. Secara keseluruhan, pemerintagh pusat mempunyai kontak yang sedikit dengan kegiatan rutin sehari-hari sebagaimana yang ditemui oleh pemerintah kota. Pemerintah kota harus memberikan pelayanan dasar kepada penduduk kota seperti sanitasi, pemadam kebakaran, kesehatan, pendidikan. Pelayanan-pelayanan ini bersifat langsung dan spesifik lokal, dan menyangkut hubungan langsung dengan penduduk kota.
Hubungan langsung atau kontak langsung antara aparat pemerintah kota dengan penduduk kota bersifat rutin sehari-hari, yang sangat berbeda dengan pola hubungan antara aparat pemerintah pusat dengan penduduk atau warga masyarakat.



BAB III

PENUTUP

3.1        Kesimpulan

3.2        Saran






















DAFTAR PUSTAKA


http://www.dosenpendidikan.com/dampak-positif-dan-negatif-interaksi-desa-kota-secara-lengkap/