MAKALAH KEPENDUDUKAN
(keluarga berencana - KB)
ANDRA ASWANDI
F23116055
S1 PERENCANAAN WILAYAH KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah
ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang program keluarga
berencana (KB) sebagai suatu program yang dijadikan alternatif dalam mengurangi
tingkat kemiskinan dan dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Akhirnya
kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Palu , 11 Juli 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Keluarga
Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana
olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa
diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia
menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan
yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan mmasalah yang diangkat pada makalah ini adalah :
1. Apa
pengertian keluarga berencana?
2. Apa
tujuan keluaga berencana ?
3. Bagaimana
sasaran keluarga berencana?
4. Apa
manfaat keluarga berencana?
5. Bagaimana
cara pegoperasian keluarga berencana?
C. TUJUAN
DAN MANFAAT
Adapun
tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
menegetahui pengertian dari KB!
2. Untuk
mengetahui tujuan dari KB!
3. Sebagai
sasaran untuk keluarga berencana!
4. Untuk
mengetahui manfaat KB!
5. Untuk
mengetahui cara pengeporasian KB!
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana
(Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Tujuan umum adalah
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
1) Memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
2) Mengurangi
angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
3) Memenuhi
permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk
upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga
dengan anak ideal
2. Keluarga
sehat
3. Keluarga
berpendidikan
4. Keluarga
sejahtera
5. Keluarga
berketahanan
6. Keluarga
yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk
tumbuh seimbang (PTS)
C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
Sasaran program KB
tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya
rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya
angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya
PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya
peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya
penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya
rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya
partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya
jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha
ekonomi produktif.
9. Meningkatnya
jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB
Nasional.
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana
(KB)
Ruang lingkup KB antara lain:
1. Keluarga
berencana
2. Kesehatan
reproduksi remaja
3. Ketahanan
dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan
pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian
kebijakankependudukan
6. Pengelolaan
SDM aparatur
7. Penyelenggaran
pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8. Peningkatan
pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga
Berencana (KB)
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana
antara lain :
1.
Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan
untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang
dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2.
Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan
berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga
dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai
tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3.
Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan
pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi
yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi
manfaat pada semua pihak.
4.
Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan
kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.
Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan
peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk
segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB
nasional.
6.
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi
tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional. Strategi ini
diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia subur
(PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei
tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok
1) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
2) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk
berkb.
3) 30% pus merespon tidak untuk berkb.
Strategi
3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk scepatnya
menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi
program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi
Dasar
1. Meneguhkan kembali program di daerah
2. Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional
1. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan
Program KB Nasional
2. Peningkatan kualitas dan prioritas program
3. Penggalangan dan pemantapan komitmen
4. Dukungan regulasi dan kebijakan
5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas
pelayanan
F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
Program keluarga
berencana memberikan dampak yaitu:
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan
kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi
manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga
Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat
kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan
Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha
untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang
cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan
– ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.
1. Pengaruh
positif Program KB
Dengan adanya program
KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya
peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase
kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka
diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa,
ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan
sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan
pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah
kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional,
yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu
ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di
berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan
tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan
Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh
negatif Program KB
Selain mendatangkan
pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh yang kurang
menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik
KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan
pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia
dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk
ber-KB maka dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat
dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga
biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila
juga meningkat.
H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).
Berikut ini merupakan
manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
1. Menurunkan
angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman,sehat dan
diinginkan.
2. Mencegah
terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
3. Memberikan
kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.Proggram
keluarga berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk
individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik
sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk keluarga
berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program
keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasankependudukan
dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a.
Mengendalikan jumlah penduduk dan
pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.
b.
Peningkatan kualitas penduduk sebagai
sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan pada penurunan
kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui
penggunaan kontrasepsi.
c.
Berusaha dan menjunjung tinggi
perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan usia
subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
d.
Mendukung upaya pemberdayaan perempuan
dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan serta sebagai
sumber daya manusia yang tangguh.
Dengan mengikuti
program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga
manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat
Untuk Ibu:
1. Mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mencegah
setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
3. Menjaga
kesehatan ibu
4. Merencanakan
kehamilan lebih terprogram
5. Perbaikan
kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka
waktu yang terlalu pendek.
6. Peningkatan
kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat
Untuk Anak:
1. Mengurangi
risiko kematian bayi
2. Meningkatkan
kesehatan bayi
3. Mencegah
bayi kekurangan gizi
4. Tumbuh
kembang bayi lebih terjamin
5. Kebutuhan
ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
6. Mendapatkan
kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat
Untuk Keluarga:
1. Meningkatkan
kesejahteraan keluarga
2. Harmonisasi
keluarga lebih terjaga
I. Cara Operasional Program Keluarga
Berencana (KB).
1.
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling,
advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media
cetak dan elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga
terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam
berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
2.
Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program
reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu,
merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar
untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam
mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu
keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi.
Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga
dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran
reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang
makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar
HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana
Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi
dan kegagalan.
3. Peran serta
masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan
(pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan,
BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4.
Pendidikan KB.
Melalui jalur
pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Keluarga Berencana (KB).
Partisipasi masyarakat
dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal ini terutama tampak pada
partisipasi pria/suami. Hal ini salah
satunya disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi,
pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat
Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc,
kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria dikarenakan kebijakan KB di
Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target peserta KB perempuan.
Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi program KB dengan
harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian alat
kontrasepsi (alkon) kepada suaminya.
Aspek sosial budaya
masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor penyebab rendahnya
kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB. Dari hasil penelitian
yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa masyarakat masih
mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain itu, pemakaian
alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan seksual
dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi perempuan yang ada.
Sementara metode vasektomi masih dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan
akan mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini
telah melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar
sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul dari perempuan yang
beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan peluang suami untuk
tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria
didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan keputusan KB,
pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di
atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
pria tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal
pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki
oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan program-program
KB. Keterlibatan pria dalam KB
diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat
kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan
tujuan terciptanya Keluarga Berkualitas 2015,
Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana adalah tanggung jawab pria
dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi
dirinya, pasangan atau keluarganya.
Dalam hal ini dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria
merupakan satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan
pria secara tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan
membuat keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta
pengetahuan yang dimilikinya.
K. Optimalisasi Peran Program Keluarga
Berencana (KB).
Pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan dan pengangguran.
Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan
lembaga-lembaga terkait lainnya secara bersama-sama menanggulangi ledakan
penduduk sekaligus memberikan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
perencanaan keluarga agar kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB
menjadi kebutuhan yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menimpa
bangsa ini.
Soerjono Soekanto dalam
bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010) mengatakan, bahwa masalah angka
kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana
yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak
maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka
kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Dengan demikian,
program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar dapat
mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat
dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan,
mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan
produksi.
Dengan beberapa cara
tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa diminimalisir sehingga angka
kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Jika angka
kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan dan akses masyarakat
terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat
Indonesia dan pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri
bangsa ini akan terwujud.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Program gerakan KB di
laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana pada
saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk
untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang
tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia
yang relatif rendah.
Adapun strategi
pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi: Pendekatan
Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach),
Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant
approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga
ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta
masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki
dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan dampak pada ibu, dampak pada
anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program keluarga berencana
memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan
derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen
dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
SARAN
Kepada dosen pembimbing untuk mengoreksi makalah ini
agar kiranya keepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
Daftar
Pustaka
http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html
http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html
http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html
http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar