NAMA :
ANDRA ASWANDI
STAMBUK :
F231 16 055
KELAS : A
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI S1 PERENCANAAN DAN KOTA
UUNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah
bahasa Indonesia. Dalam makalah ini, penulis menyajikan materi-materi yang
bersangkutan dengan pengertian bahasa Indonesia fungsi dan kedudukannya.
Makalah ini disusun
berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan untuk menjadi sempurna.
Untuk itu diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan.
Untuk itu, diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Akhir kata diucapkan banyak terima kasih.
palu, 14 maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………..……………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………….……………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………..…………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….……….……..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..…
BAB II PEMBAHASAN
A.
Permasalahan
penduduk terhadap setiap wilayah
………………………….……….……
B.
Permasalahan
penduduk di indonesia ………………………………….………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...……….................
B. Saran………………………………………………………………...……………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak
penduduk, Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan
Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-3 di antara
Negara-negara yang sedang berkembang (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306
milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang
Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus
segera diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Masalah kependudukan di
Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata.
Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka
fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Bila dilihat dari luas wilayah pada peta penyebaran
penduduknya terlihat tidak merata di 33 propinsi. Kondisi tersebut menunjukan
bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan
upaya pemerataan dan upaya tersebut dilaksanakan melalui program transmigrasi
dan gerakan kembali ke Desa.
Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan ataupun
angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Dampaknya terhadap pendapatan
perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Juga
terhadap kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan perkawinan yang akan
berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian yang dalam banyak hal
dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu negara.
Nampaknya sederhana, tetapi harus diingat bahwa manusia
adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek pembangunan sehingga bila
tidak diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau
kerapuhan suatu Negara.
C. Rumusan Masalah
1)
Permasalahan
penduduk terhadap wilayah dan kota ?
2) bagaimana permasalahan
penduduk Indonesia ?
D.
Manfaat Penulisan.
1)
untuk mengetahui permaasalahan penduduk terhadap wilayah dan kota
2)
untuk mengetahu permasalahan penduduk Indonesia
A.
Permasalahan kependudukan terhadap
wilayah dan kota
Setiap wilayah pasti mempunyai
karakter dan keunikan kependudukan tersendiri, termasuk masalah-masalah
kependudukan yang beraneka ragam . Indonesia, sebagai negara berkembang dengan
luas wilayah yang sangat besar tentu menghdapai masalah perkotaan yang tidak
sedikit. Hingga kini, kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,
Medan, Palembang dll masih menjadi daya tarik bagi para pendatang yang datang
dari desa untuk mengadu nasib. Tidak semua pendatang ini memiliki kemampuan
yang mumpuni dan bekal yang cukup untuk bertahan pada masa-masa awal di
perantauan. Ukuran yang terlalu berlebihan Ukuran yang terlalu berlebihan, baik
ukuran geografis suatu wilayah ataupun populasi penduduk suatu wilayah, lebih
tepatnya bisa di deskripsikan sebagai penyebab suatu masalah daripada menjadi
permasalahan itu sendiri. Perencanaan kota yang baik dan teratur umumnya bisa
digunakan untuk mengantisipasi atau meminimalisir permasalahan yang akan
terjadi kedepannya. Pemekaran wilayah dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi beban akibat ukuran wilayah yang terlalu besar. Untuk menekan jumlah
penduduk dapat dilakukan melalui pembatasan kelahiran dengan KB. Kepadatan
penduduk Kepadatan penduduk yang terlalu berlebihan jelas menjadi suatu
masalah, dalam arti lain bisa dikatakan terlalu banyak penduduk yang meninggali
suatu wilayah yang terlalu kecil. Hal ini dapat mengakibatkan banyak masalah
seperti terjadinya kawasan kumuh, hilangnya lahan pertanian karena dibuat
perumahan untuk hunian bagi para penduduk. Terdapat kecenderungan bahwa
pendatang umumnnya menempati bagian periferi suatu kota yang secara
administratif berbatasan langsung dengan kota lain. Fenomena ini umumnya
terjadi karena permukiman lama sudah dipenuhi oleh penduduk asli maupun
pendatang yang datang jauh lebih lama sebelum arus urbanisasi meningkat. Pulau
yang paling tinggi kepadatan penduduknya di Indonesia adalah Pulau Jawa. Sejak
zaman nenek moyang kita pulau ini sudah dihuni oleh sebagian besar penduduk
Nusantara dan selalu menjadi daya tarik sebagai tujuan untuk merantau karena
tanahnya yang subur dan infrastruktur serta pelayanan yang lengkap.
Pada zaman penjajahan Belanda
dikenala istilah kolonisasi untuk memindahkan penduduk dari Pulau Jawa. Istilah
tersebut kemudian diganti oleh Ir. Soekarno, presiden pertama RI, dengan
transmigrasi. Kurangnya pelayanan di perkotaan Dengan begitu banyaknya penduduk
di suatu perkotaan, pemerintah seharusnya memberikan pelayanan yang memadai
yang dibutuhkan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, keamanan,
persampahan, limbah rumah tangga, parkiran umum, dll. Namun hal ini belum
terjadi secara maksimal di banyak perkotaan. Susahnya penyediaan pelayanan yang
memadai tidak hanya karena banyaknya jumlah penduduk yang harus dilayani namun
juga karena angka pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga sudah penduduk
padat, ditambah lagi dengan bertambahnya jumlah penduduk. Permukiman kumuh
Permukiman kumuh juga merupakan masalah kependudukan yang terjadi di perkotaan,
komunitas ‘termiskin’yang tidak terintegrasi dalam proses perkembangan social
dan ekonomi di perkotaan. Komunitas ini biasanya bertempat tinggal lebih ke
wilayah pinggiran perkotaan, daerah sempadan sungai, rel kereta api. Mereka
membuat hunian ‘tanpa permisi’ dan biasanya menggunakan material seadanya
seperti : karung, papan, atau bambu. Pembangunan dan persebaran mereka
seringkali tidak terkontrol dan areanya sangat kurang pelayanannya,
kadang-kadang bahkan mereka bisa hidup tanpa listrik. Kondisi hunian yang
ilegal dan tidak layak ini dapat menimbulkan berbagai masalah turunan, seperti
‘klaim palsu’ karena sudah lama menduduki tanah yang sebenarnya bukan hak
mereka ketika pemerintah mencoba menggusur, kondisi kesehatan yang buruk akibat
lingkungan yang kumuh, serta masalah sosial yang dapat meresahkan masyarakat
luas. Kemacetan lalulintas Masalah lain yang jelas terlihat dari kepadatan yang
berlebihan adalah kemacetan lalulintas, disebabkan oleh jumlah pertumbuhan dari
kendaraan-kendaraan bermotor yang dimili pribadi oleh masyarakat secara pribadi
tidak terkontrol, di Indonesia sendiri keberadaan mobil murah, pajak yang
rendah dan kurang tersedia fasilitas transportasi yang memadai serta yang layak
disinyalir menjadikan cepatnya pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi.
Konsekuensi dari permasalahan ini adalah hilangnya sisi ekonomis (waktu dan
pemborosan sumber daya), polusi, tekanan sosial. Kurangnya tanggung jawab
sosial Ini juga merupakan permasalahan social, bahkan mungkin efek kepadatan
penduduk yang paling berbahaya di perkotaan, hal tersebut adalah kurangnya
tanggung jawab sosial. Seperti yang kita tahu, orang-orang pada era ini sering
berkompetisi untuk medapatkan ruang (hunian dsb) dan pelayanan yang cenderung
menyebabkan sikap anti social dan mengubah perilaku baik. Kehidupan perkotaandapat
menyebabkan sikap jelek seseorang muncul. Seperti malas mengantri di antrian
umum,tidak berpikir ketika membuang sampah sembarangan, mengencingi, merampas,
mencabut properti umum, tidak taat lalu lintas dan peraturan-peraturan yang
berlaku. Pengangguran Permasalahan ini bisa di list-kan di daftar paling atas
untuk permasalahan penduduk di perkotaan yang serius, karena kebanyakan hal
yang ada di perkotaan terintegrasi dan berhubungan dengan ekonomi. Orang-orang
ini tidak menghasilkan secara ekonomi dan tidak berkontribusi secara ekonomi
dilingkungan perkotaan atau tidak produktif. Pengangguran tidak hanya
disebabkan karena terjadi kekurangan lapangan pekerjaan, namun juga disebabkan
karena rendahnya daya saing yang dimiliki seseorang. Sekarang ini kita tidak
dapat menghindari fakta bahwa kemampuan yan mumpuni dan kekuatan dari relasi
maupun jejaring yang dibangun secara profesional merupakan kunci untuk bertahan
di derasnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang
bagus. Modernisasi
B. Permasalahan
penduduk di Indonesia
permasalahan
kependudukan di indonesia
salah satu yang harus dihadapi di setiap negara,bukan tidak mungkin angka
kelahiran di setiap tahunnya akan terus meningkat,dan pemerintah pun akan
kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah
penduduk indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat
menengah kebawah juga ikut meningkat.kebutuhan pokok semakin lama semakin
menipis dan lowongan pekerjaan yang terbatas.
Adapun
masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1. Besarnya
Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah
disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan
ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat
dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010
mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah.Dari data yang saya ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan
mewakili jumlah penduduk Indonesia, di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah
penduduk di Kepualuan Kepulauan Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum
membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak positifnya lebih dahulu
antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam,
mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait
dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat
dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan
antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat
masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait
dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting
lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi
masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang
gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait
dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai,
daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang
sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah
penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan
bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia
lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih
senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari
pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru
yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio
ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk
penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat
kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai
permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya
membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun
lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan
yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan
besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya
Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat
faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan
penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah
penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar
jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan
Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan
baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas
umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju
pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KBdan kini
ditangani oleh BKKBN.
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat
pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak
terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila
persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%. Dalam
penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka
pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk
Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun
merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus
dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat
kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll
yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia
khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah
penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh
masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia
perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan
menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia
antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk
yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia
mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi,
trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah.
Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada
permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran
penduduk:
1.
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah
yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok
tanam dan sebaliknya.
2.
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu
panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai
tempat tinggal
3.
Topografi atau bentuk permukaan
tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
4.
Sumber air
5.
Perhubangan atau transportasi
6.
Fasilitas dan juga pusat-pusat
ekonomi, pemerintahan, dll.
Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar
di dunia.Tingkat pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Sebenarnya jumlah
pendudukyang besar bukanlah suatu masalah, sebab apabila semua penduduknya
memiliki
kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:
kualitas SDM yang baik maka justru akan memberikan kontribusi kepada negara.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar Penduduk dalam suatu negara
menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi
subjek dan objek pembangunan.
Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain
manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar,
yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan,
timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta
sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan,
timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta
sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun
1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,
provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
• Sebagai pusat pemerintahan.
• Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
• Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
• Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
• Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan
hidup seperti:
• Munculnya permukiman liar.
• Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
• Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
• Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain. Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun
1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,
provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
• Sebagai pusat pemerintahan.
• Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
• Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
• Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
• Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan
hidup seperti:
• Munculnya permukiman liar.
• Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
• Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
• Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain. Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.
Upaya-upaya tersebut adalah:
• Pemerataan pembangunan.
• Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya. Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
– Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
– Peningkatan taraf hidup transmigran.
– Pengolahan sumber daya alam.
– Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
– Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
– Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
– Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia. Persebaran yang tidak merata berpengaruh
terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara
berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
1. terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang.
2. terjadi kekeringan.
3. tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.
• Pemerataan pembangunan.
• Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya. Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
– Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
– Peningkatan taraf hidup transmigran.
– Pengolahan sumber daya alam.
– Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
– Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
– Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
– Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia. Persebaran yang tidak merata berpengaruh
terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara
berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
1. terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang.
2. terjadi kekeringan.
3. tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.
2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.
Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah Meskipun telah mengalami perbaikan,
tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1) Angka Kematian
2) Angka Harapan Hidup Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
1) Angka Kematian
2) Angka Harapan Hidup Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas
yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas
yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin ya?ckckck
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin ya?ckckck
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap wilayah pasti mempunyai karakter dan keunikan
kependudukan tersendiri, termasuk masalah-masalah kependudukan yang beraneka
ragam . Indonesia, sebagai negara berkembang dengan luas wilayah yang sangat
besar tentu menghdapai masalah perkotaan yang tidak sedikit. Hingga kini,
kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang dll
masih menjadi daya tarik bagi para pendatang yang datang dari desa untuk
mengadu nasib. Tidak semua pendatang ini memiliki kemampuan yang mumpuni dan bekal
yang cukup untuk bertahan pada masa-masa awal di perantauan. Namun hal ini
belum terjadi secara maksimal di banyak perkotaan. Susahnya penyediaan
pelayanan yang memadai tidak hanya karena banyaknya jumlah penduduk yang harus
dilayani namun juga karena angka pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga
sudah penduduk padat, ditambah lagi dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Permukiman kumuh Permukiman kumuh juga merupakan masalah kependudukan yang
terjadi di perkotaan, komunitas ‘termiskin’yang tidak terintegrasi dalam proses
perkembangan social dan ekonomi di perkotaan. Komunitas ini biasanya bertempat
tinggal lebih ke wilayah pinggiran perkotaan, daerah sempadan sungai, rel
kereta api. Mereka membuat hunian ‘tanpa permisi’ dan biasanya menggunakan material
seadanya seperti : karung, papan, atau bambu.
Adapun
masalah masalah yang dialami di Negara Indonesia:
1.
Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
2.
Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
3.
Persebaran penduduk tidak merata
B. Saran
Bagi
pengajar/ dosen untuk mengoreksi makalah ini agar kedepannya lebih baik lagi
0 komentar:
Posting Komentar