TUGAS
KEPENDUDUKAN
( METODE MENGHITUNG PROYEKSI PENDUDUK KAB. BULUKUMBA TAHUN 2014/2015 )
( METODE MENGHITUNG PROYEKSI PENDUDUK KAB. BULUKUMBA TAHUN 2014/2015 )
OLEH :
ANDRA ASWANDI
F 231 16 055
FAKULTAS
TEKNIK
JURUSAN
TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM
STUDI (S1) PWK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016/2017
2016/2017
PROYEKSI PENDUDUK DENGAN METODE
MATEMATIK
Proyeksi
penduduk (population projections) dan peramalan penduduk (population
forecast) sering dipergunakan sebagai dua istilah yang sering
dipertukarkan. Meskipun demikian, kedua istilah ini sebenarnya memiliki
perbedaan yang sangat mendasar. Berbagai literatur menyatakan proyeksi penduduk
sebagai prediksi atau ramalan yang didasarkan pada asumsi rasional tertentu
yang dibangun untuk kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan
peralatan statistik atau perhitungan matematik. Di sisi lain, peramalan
penduduk (population forecast) bisa saja dengan/tanpa asumsi dan atau
kalkulasi tanpa kondisi, syarat dan pendekatan tertentu (Smith, et.al 2001).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa peramalan adalah proyeksi, tetapi tidak
semua proyeksi membutuhkan peramalan.
Proyeksi
penduduk adalah perhitungan kondisi masa
depan yang mungkin terjadi dengan menggunakan beberapa asumsi, seperti bila
angka kelahiran, kematian, dan migrasi saat ini tidak berubah.
Berdasarkan
dua data tersebut dapat diketahui bahwa pada DATA I jumlah penduduk Kabupaten
Bulukumba sebanyak 407.775 juta jiwa pada tahun 2014, kemudian pada DATA II jumlah
penduduk di Sulawesi Selatan berjumlah 410.485 juta jiwa pada tahun 2015. Sehingga, apabila menggunakan
metode-metode yang ada , dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Model Aritmatik
Model linear Aritmatik menurut
Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana dari seluruh
model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama (first degree
equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi
dari waktu, dengan persamaan:
U/
Data I (2014) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (1 + r.t)
= 407,775 (1+[0,0033 x
5])
= 407,775 x 1.0165
=
414.5032875 Jiwa
=
4.145,032,875 Jiwa saat 5 tahun akan
datang.
=
4.145,032 jiwa.
U/
Data II (2015) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (1 + r.t)
= 410.485 (1+[0,0033 x 5])
= 410.485 x 1.0165
=
417,258.0025 Jiwa
=
4.172,580 Jiwa saat 5 tahun akan datang.
Jadi,
berdasarkan 2 data tersebut dapat dikatakan bahwa proyeksi penduduk pada 5
tahun kedapan itu adalah 407,775 jiwa apabila jumlah penduduk yang
dimulai dari tahun 2013, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 410.485 jiwa
untuk proyeksi 5 tahun kedepannya.
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu
garis lurus. Model ini berasumsi bahwa penduduk akan bertambah/berkurang
sebesar jumlah absolute yang sama/tetap (β) pada masa yang akan datang sesuai
dengan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1
dan Pt adalah jumlah populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah
perbedaan pertama yang selalu tetap (konstan). Klosterman (1990), mengacu pada
Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang
tersedia relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model
lain. Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat
diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak
tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi.
2.
Model Geometrik
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir.
Metode geometrik dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
U/
Data I (2014) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (1 + r)t
= 407.775 (1+0.0033)5
= 407.775 x 101,660,926
=
414,547.84 Jiwa
=
4.145,478 Jiwa saat 5 tahun akan datang.
U/
Data II (2015) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (1 + r)t
= 410.485 (1+0.0033)5
= 410.485 x 101,660,926
=
41.730,285 Jiwa saat 5 tahun akan datang.
Jadi,
berdasarkan 2 data tersebut dapat dikatakan bahwa proyeksi penduduk pada 5
tahun kedapan itu adalah 407.775 jiwa apabila jumlah penduduk yang dimulai dari
tahun 2013, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 410.485 jiwa untuk proyeksi 5
tahun kedepannya.
3.
Model Eksponensial
Metode eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan penduduk sama setiap hari. Hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode eksponensial akan berbentuk garis lengkung yang lebih terjal daripada garis lengkung pada metode geometrik.
Metode eksponensial dalam proyeksi
penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
U/
Data I (2014) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (2,7182818)r.t
= 407.775 (2,7182818)0.0033.5
= 407.775 x 1,016637
=
414.559152 Jiwa
=
41.455,915 Jiwa saat 5 tahun akan datang.
U/
Data II (2015) untuk 5 tahun kedepan
Pt = P0 (2,7182818)r.t
= 410.485 (2,7182818)0.105.5
= 410.485 x 1,016637
=
417,314.23 Jiwa
=
4.173,142 Jiwa saat 5 tahun akan datang.
Jadi, berdasarkan 2
data tersebut dapat dikatakan bahwa proyeksi penduduk pada 5 tahun kedapan itu
adalah 407.775 jiwa apabila jumlah penduduk yang dimulai dari tahun 2013,
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 410.485 jiwa untuk proyeksi 5
tahun kedepannya.
Kelebihan dari metode eksponensial, antara lain rumus yang
digunakan sederhana, data yang diperlukan mudah dipenuhi, mudah dilakukan, dan
model yang digunakan sudah mendekati dinamika yang tidak linear. Sedangkan
kelemahan dari metode ini, yaitu mengabaikan rincian komponen dinamika
kependudukan.
mantap de...
BalasHapusaseklah sangat membantu
BalasHapus