Senin, 09 April 2018

Makalah dampak urbanisasi terhadap kota kota besar


Text Box:






DAMPAK URBANISASI TERHADAP KOTA-KOTA BESAR

          Penulis : Andra aswandi / F23116055
          Pembimbing : Andi Chairul Achsan S.P., M.Si.

ABSTRAK

            Urbanisasi merupakan  masalah yang cukup serius bagi kota-kota besar  di indoesia. Dengan adanya urbanissasi ini menimbulkan bebetapa masalah dikota besar, masalah yang timbul dari meloncatnya angka pertumbuhuan penduduk dari desa ke kota yakni meningkatnya angka kemiskinan sehingga permukiman kumuh akan muncul dan meningkat sehingga tingkat kriminalitas juga akan bertambah dari banyak masalah yang timbul.
            Persebaran penduduk yang tidak merata antara  desa dengan kota akan menimulkan berbagai permasalahan social masyarakat. Hal inilah yang mendorong masyarakat masyarakat untuk melakukan urbanisasi dengan tujuan untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Beberapa urban yang beranjak ke kota dengan tujuan meningkatkantaraf hidup yang lebih baik, akan tetapi para urban biasanya kekota dengan modal diri tanpa adanya softskill. Dengan demikian para urban hanya bisa bekerja dengan mengandalkan otot atau sebagai buru kasar, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tukan kebun dan pekerjaan yang lainnya. Dengan tujuan yang aka dicapai tadi malah menimbulkan masalah baru yang ditimblkan karena dengan membludaknya masyarakat urban di kota tadi.









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Luas wilayah kota-kota besar dunia hanya 2% dari total permukaan bumi namun menampung 50% lebih penduduk, menghabiskan 75% energi, dan bertanggung jawab atas 80% emisi CO2. Dengan kondisi seperti ini, maka pengelolaan kota-kota besar itu akan menentukan baik buruknya masa depan planet Bumi. Di Asia, ada perbedaan antara model pembangunan dari atas, seperti yang terjadi di Cina dan kota-kota yang tumbuh secara alami, seperti Jakarta, Bangkok, dan Mumbai. Urbanisasi yang sedang terjadi di kota-kota besar Asia tampaknya tidak terlelakkan untuk sementara waktu dan teknologi canggih bisa menjadi andalan untuk mengurangi tekanan keterbatasan sarana dan prasarana perkotaan.
Sebagai konsekuensi logis dari peran kota sebagai pusat pertumbuhan dan ekonomi, sumbangan perkotaan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, semakin meningkat. Data menunjukkan, terdapat peningkatan peranan perkotaan terhadap pertumbuhan nasional yang cukup signifikan. Pada awal Pelita I, peranan kota terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 50%, namun pada Pelita V, peranan kota terhadap pertumbuhan telah mencapai 70% (National Urban Development Strategy, 2001).
            Pertumbuhan tersebut membawa dampak yang besar bagi kota itu sendiri. Dari sisi penduduk misalnya, terdapat pertumbuhan jumlah penduduk yang besar dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990, jumlah penduduk perkotaan di Indonesia mencapai 31,1%, sementara pada 1995 mencapai 35,9% dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan proyeksi National Urban Development Strategy, jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2003 mencapai 55,3% dari penduduk Indonesia.
            Di lain pihak, penduduk pedesaan pada 1990,mencapai 68,9% pada 1995 mencapai 64,4% dan pada 2003 penduduk pedesaan mencapai kurang dari 45% dari jumlah penduduk Indonesia.
            Penambahan komposisi kependudukan perkotaan memang tak terelakkan. Pada kenyataannya negara-negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi, memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi pula. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja. (Prijono Tjiptoherijanto, Urbanisasi dan Perkotaan, Artikel kompas 2000).
            Tentu juga pertumbuhan penduduk yang demikian pesat tersebut membawa konsekuensi yang besar bagi perkotaan. Penambahan jumlah penduduk di tengah semakin terbatasnya ruang publik, menjadikan kota semakin lama semakin kehilangan fungsi sebagai sarana pemukiman yang nyaman.
Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian dewasa ini karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi dapat mendorong pembangunan tetapi sebaliknya dapat juga menghambat pembangunan.
Urbanisasi merupakan suatu proses menuju ke kotaandari rural menjadi urban, baik menyangkut kehidupan social ataupun pertambahan jumlah persentase penduduk diperkotaan yang diakibatkan oleh migrasi dari desake kota, pertumbuhan penduduk alami (natalitas) ,dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desaperkotaan, hal tersebut dapat berdampak padaperubahan ekonomi, social, kebudayaan, psikologimasyarakat serta fisik.
Urbanisasi saat  ini sangat berkembang didaerah mana saja khususnya daerah pulau Jawa yang tingkat laju Urbanisasinya sangat cepat. Dan juga mempunyai dampak tersendiri dalam urbanisasi itu. Diantaranya memicu kejahatan dan tertanggunya lalu lintas dan sebagainya.




















BAB II
ISI
A.    Faktor Terjadinya Urbanisasi
Text Box: URBANISASI
 


URBANISASI
Text Box: ANGKA PENGGANGGURAN TINGGI

Text Box: KEMACETAN
Text Box: SAMPAH
Text Box: TERHAMBATNYA PEMBANGUNAN KOTA Text Box: PERMUKIMAN KUMUH
Text Box: KEMISKINAN KOTA
Text Box: KRIMINALITAS Text Box: POLUSI UDARA Text Box: LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
 




















Urbanisasi merupakan  secara gasir umum merupakan perpindahan masyarakat desa ke kota dengan tujuan memperbaiki taraf  hidup. Proses urbanisasi juga terjadi akibat kebijakan dan peraturan di daerah perkotaan, terutama bidang ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah kota. Selain itu faktor momentum juga memicu terjadinya urbanisasi.
Dengan adanya urbanisasi menyebabkan banyak masalah bagi suatu kota. Dengan munculnya urbanisasi berdampak negative bagi suatu kajian wilayah.  Karena dengan ledakan penduduk disuatu kota melonjak permasalahan permasalahan pun juga akan menjadi melonjak. Dari beberapa permasalahan yang timbul diatas  diantaranya :
1.              Angka penggangguran yang tinggi
Hal ini merupakan masalah yang cukup serius yang banyak dihadapi oleh kota-kota besar. Masalah ini timbul berkaitan dengan terjadinya over urbanization. Karena sebagian migran yang masuk ke kota tidak memiliki keterampilan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan, maka para migran tersebut kebanyakan hanya bekerja sebagai buruh kasar secara temporer (sektor informal). Setelah pekerjaan mereka selesai, maka mereka sepenuhnya menjadi mengangur. Besarnya tingkat pengangguran di kota merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya pekerjaan kurang layak bagi kemanusiaan seperti mengemis, mencopet dan sebagainya, tingginya tingkat pengangguran tersebut dapat meningkatkan angka kriminal. Jadi dapat disimpulakan dengan membludaknya penduduk desa ke kota atau proses urbanisasi yang menggakibatkan tingginya penggangguran juga akan menyebabkan kemiskinn karena kurangnya pendapatan yang dihasilkan dari penduduk urban tersebut tadi.
Pengangguran juga menyebabkan banyak factor selain dari tingkat kemiskinan yang akan bertambah.  Penyebab dari penggangguran ini adalah masyarakat urban yang beranjak kekota dengan modal pas-pasan yang hanya mengandalkan diri tanpa pembekalan softskill. Dengan pembekalan paspasan inilah yang menyebabkan banyak masyarakat urban pengangguran sesampainya dukota karna pesatnya persaingan kerja dikota yang mengandalkan softskill dibandingkan dengan tenga otot. Dengan demikian mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapatkan kerja tersebut bekerja dengan otot meskipun dengan penghasilan yang secukupnya atau bertindak negative seperti melakukan tindakan kriminalitas, segala carapun dilakukan untuk menghidupi kebutuhan hidup. Akhirnya kemiskinan pun terjadi dan melakukan tindakan kriinalitas tersebut seperti merampok, mencopet, begal dan sebagainya.



2.             Kemacetan
Kepadatan penduduk dan tingginya tingkat mobilitas penduduk diperkotaan menjadikan sarana transportasi menjadi penting artinya. Sarana transportasi diperkotaan dapat menimbulkan masalah apabila jumlah kendaraan tidak seimbang dengan panjang jalan yang ada. Rasio jumlah kendaraan dan panjang jalan menentukan terjadinya masalah lalu lintas seperti kemacetan, pelanggaran-pelanggaran dan tingginya tingkat angka kecelakaan lalu lintas.
Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.
 Faktor penyebab kemacetan jalan raya lainnya adalah penggunaan badan jalan sebagai area parkir. Hal ini menjadi saat ini telah menjadi masalah di beberapa kota di Indonesia, seperti kota Jambi, Bandung, dan beberapa kota lainnya. Untuk menanggulangi hal ini, diperlukan masyarakat yang senang menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi. Alternatif ini dapat dicapai apabila pemerintah di tiap daerah mampu menyediakan alat transportasi dengan harga terjangkau, mengutamakan kenyamanan, dan menjangkau semua daerah tujuan penumpang
Dengan adanya tingkat kemacetan tersebut menyebabkan pembangunan kota pun terhambat. Misalkan kendaraan dari luar kota yang membawa bahan produksi kekota terhambatkarena adanya arus kemacetan yang tinggi. Kemacetan suatu kota sudah idak bisa dipecahkan solusi karena terus meningkatnya angka urban yang terus meningkat seiap tahunnya. Kenapa sampai menyebabkan arus pembangunan kota seperti yang dijelaskan diatas jika bahan produksi yang berada diluar atau bahan inpor yang diambil dari luar kota akan menjadi hambatan apabila arus kemacetan terus bertambah. Arus kemacetan ini seperti dikota kota besa sangat dipenggaruhi oleh tarikan da bangkitan atau jam jam tertantu seperti jam masuk kerja dan jam pulang kerja dimana angka kemactan sangat tinggi di jam tersebut. Bukan hanya berdampa pada proses pebangunan yang disebabkan oleh macetan akan tetapi kemacetan juga sangat berdampak pada lingkungan dimana dengan pesatnya kemacetan mengakibatkan polusi udaran yang ditimbulkan juga sangat besar. Jarang sekali kita temui keadaan dijalan yang bersih tanpa adanya polusi dari asap kendaraan bermotor. Polusi juga dapat menimbulkan penyakit, karena didalam polusi itu terkandung virus-virus penyakit yang dapat membahayakan kesehatan kita. Banyak warga yang mengeluh akibat adanya polusi, sampai sekarangpun belum ada cara yang ampuh untuk menangani polusi, karena semakin hari semakin banyak orang yang mengendarai kendaraan berotor sehingga makbanyak pula asap-asap yang dihasilkan dan hal itu akan menyebabkan polusi udara.
3.             Sampah
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.   Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Dengan jumlah penduduk yang sudah tidak dapat dikontrol menyeabkan banyak sampat bersebaran dimana mana sehingga mengakibatkan pihak pemerintah kesulitan dalam melayani masalah sampah yang ditimbulkan mengakibatkan sampah bertumpuk dimana mana sehingga timullah yang namanya permukiman kumuh. Karna dengan masyarakat tadi yang tidak dapat pndah dari tempat yang sudah tercemari mengakibatkan kesehatan yang ditimbulkan juga tidak baik vagi kesehatan.











BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar yang disebabkan oleh adanya faktor penarik dari kota besar dan faktor pendorong dari desa. Orang-orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. DI Indonesia, urbanisasi masih terus berlangsung hingga saat ini dan semakin sulit untuk dicegah.
Urbanisasi menimbulkan banyak masalah diantaranya yakni minimnya lahan kosong di daerah perkotaan, meningkatkan kemacetan, pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi, menambah polusi di daerah perkotaan dan masalah yang palng signifikan yaitu meningkatnya angka kemiskinan. Masalah yang ditimbulkan urbanisasi begitu banyak, oleh karena itu perlu perlu penanganan yang serius dari pemerintah daerah, dan juga pemerintah pusat. Namun pada akhirnya, berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi urbanisasi memerlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah dan penduduknya. Tanpa adanya sinergisitas dalam melaksanakan upaya penekanan urbanisasi, maka urbanisasi akan terus terjadi

B.     Sasaran

Salah satu kebijaksanaan yang perlu dibuat pemerintah adalah pemisahan kawasan di daerah perkotaan, misalnya dengan memisahkan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Dengan begitu, hanya daerah pusat ekonomi saja yang diserbu oleh para urbanisasi sementara daerah pusat pemerintahan tetap stabil. Sehingga angka urbanisasinya tidak mengalami peningkatan.











DAFTAR PUSTAKA



Text Box:







DAMPAK URBANISASI TERHADAP KOTA-KOTA BESAR

          Penulis : Andra aswandi / F23116055
          Pembimbing : Andi Chairul Achsan S.P., M.Si.

ABSTRAK

            Urbanisasi merupakan  masalah yang cukup serius bagi kota-kota besar  di indoesia. Dengan adanya urbanissasi ini menimbulkan bebetapa masalah dikota besar, masalah yang timbul dari meloncatnya angka pertumbuhuan penduduk dari desa ke kota yakni meningkatnya angka kemiskinan sehingga permukiman kumuh akan muncul dan meningkat sehingga tingkat kriminalitas juga akan bertambah dari banyak masalah yang timbul.
            Persebaran penduduk yang tidak merata antara  desa dengan kota akan menimulkan berbagai permasalahan social masyarakat. Hal inilah yang mendorong masyarakat masyarakat untuk melakukan urbanisasi dengan tujuan untuk bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Beberapa urban yang beranjak ke kota dengan tujuan meningkatkantaraf hidup yang lebih baik, akan tetapi para urban biasanya kekota dengan modal diri tanpa adanya softskill. Dengan demikian para urban hanya bisa bekerja dengan mengandalkan otot atau sebagai buru kasar, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tukan kebun dan pekerjaan yang lainnya. Dengan tujuan yang aka dicapai tadi malah menimbulkan masalah baru yang ditimblkan karena dengan membludaknya masyarakat urban di kota tadi.









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Luas wilayah kota-kota besar dunia hanya 2% dari total permukaan bumi namun menampung 50% lebih penduduk, menghabiskan 75% energi, dan bertanggung jawab atas 80% emisi CO2. Dengan kondisi seperti ini, maka pengelolaan kota-kota besar itu akan menentukan baik buruknya masa depan planet Bumi. Di Asia, ada perbedaan antara model pembangunan dari atas, seperti yang terjadi di Cina dan kota-kota yang tumbuh secara alami, seperti Jakarta, Bangkok, dan Mumbai. Urbanisasi yang sedang terjadi di kota-kota besar Asia tampaknya tidak terlelakkan untuk sementara waktu dan teknologi canggih bisa menjadi andalan untuk mengurangi tekanan keterbatasan sarana dan prasarana perkotaan.
Sebagai konsekuensi logis dari peran kota sebagai pusat pertumbuhan dan ekonomi, sumbangan perkotaan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, semakin meningkat. Data menunjukkan, terdapat peningkatan peranan perkotaan terhadap pertumbuhan nasional yang cukup signifikan. Pada awal Pelita I, peranan kota terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 50%, namun pada Pelita V, peranan kota terhadap pertumbuhan telah mencapai 70% (National Urban Development Strategy, 2001).
            Pertumbuhan tersebut membawa dampak yang besar bagi kota itu sendiri. Dari sisi penduduk misalnya, terdapat pertumbuhan jumlah penduduk yang besar dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990, jumlah penduduk perkotaan di Indonesia mencapai 31,1%, sementara pada 1995 mencapai 35,9% dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan proyeksi National Urban Development Strategy, jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2003 mencapai 55,3% dari penduduk Indonesia.
            Di lain pihak, penduduk pedesaan pada 1990,mencapai 68,9% pada 1995 mencapai 64,4% dan pada 2003 penduduk pedesaan mencapai kurang dari 45% dari jumlah penduduk Indonesia.
            Penambahan komposisi kependudukan perkotaan memang tak terelakkan. Pada kenyataannya negara-negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi, memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi pula. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja. (Prijono Tjiptoherijanto, Urbanisasi dan Perkotaan, Artikel kompas 2000).
            Tentu juga pertumbuhan penduduk yang demikian pesat tersebut membawa konsekuensi yang besar bagi perkotaan. Penambahan jumlah penduduk di tengah semakin terbatasnya ruang publik, menjadikan kota semakin lama semakin kehilangan fungsi sebagai sarana pemukiman yang nyaman.
Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian dewasa ini karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi dapat mendorong pembangunan tetapi sebaliknya dapat juga menghambat pembangunan.
Urbanisasi merupakan suatu proses menuju ke kotaandari rural menjadi urban, baik menyangkut kehidupan social ataupun pertambahan jumlah persentase penduduk diperkotaan yang diakibatkan oleh migrasi dari desake kota, pertumbuhan penduduk alami (natalitas) ,dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desaperkotaan, hal tersebut dapat berdampak padaperubahan ekonomi, social, kebudayaan, psikologimasyarakat serta fisik.
Urbanisasi saat  ini sangat berkembang didaerah mana saja khususnya daerah pulau Jawa yang tingkat laju Urbanisasinya sangat cepat. Dan juga mempunyai dampak tersendiri dalam urbanisasi itu. Diantaranya memicu kejahatan dan tertanggunya lalu lintas dan sebagainya.




















BAB II
ISI
A.    Faktor Terjadinya Urbanisasi
Text Box: URBANISASI
 


URBANISASI
Text Box: ANGKA PENGGANGGURAN TINGGI

Text Box: KEMACETAN
Text Box: SAMPAH
Text Box: TERHAMBATNYA PEMBANGUNAN KOTA Text Box: PERMUKIMAN KUMUH
Text Box: KEMISKINAN KOTA
Text Box: KRIMINALITAS Text Box: POLUSI UDARA Text Box: LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
 




















Urbanisasi merupakan  secara gasir umum merupakan perpindahan masyarakat desa ke kota dengan tujuan memperbaiki taraf  hidup. Proses urbanisasi juga terjadi akibat kebijakan dan peraturan di daerah perkotaan, terutama bidang ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah kota. Selain itu faktor momentum juga memicu terjadinya urbanisasi.
Dengan adanya urbanisasi menyebabkan banyak masalah bagi suatu kota. Dengan munculnya urbanisasi berdampak negative bagi suatu kajian wilayah.  Karena dengan ledakan penduduk disuatu kota melonjak permasalahan permasalahan pun juga akan menjadi melonjak. Dari beberapa permasalahan yang timbul diatas  diantaranya :
1.              Angka penggangguran yang tinggi
Hal ini merupakan masalah yang cukup serius yang banyak dihadapi oleh kota-kota besar. Masalah ini timbul berkaitan dengan terjadinya over urbanization. Karena sebagian migran yang masuk ke kota tidak memiliki keterampilan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan, maka para migran tersebut kebanyakan hanya bekerja sebagai buruh kasar secara temporer (sektor informal). Setelah pekerjaan mereka selesai, maka mereka sepenuhnya menjadi mengangur. Besarnya tingkat pengangguran di kota merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya pekerjaan kurang layak bagi kemanusiaan seperti mengemis, mencopet dan sebagainya, tingginya tingkat pengangguran tersebut dapat meningkatkan angka kriminal. Jadi dapat disimpulakan dengan membludaknya penduduk desa ke kota atau proses urbanisasi yang menggakibatkan tingginya penggangguran juga akan menyebabkan kemiskinn karena kurangnya pendapatan yang dihasilkan dari penduduk urban tersebut tadi.
Pengangguran juga menyebabkan banyak factor selain dari tingkat kemiskinan yang akan bertambah.  Penyebab dari penggangguran ini adalah masyarakat urban yang beranjak kekota dengan modal pas-pasan yang hanya mengandalkan diri tanpa pembekalan softskill. Dengan pembekalan paspasan inilah yang menyebabkan banyak masyarakat urban pengangguran sesampainya dukota karna pesatnya persaingan kerja dikota yang mengandalkan softskill dibandingkan dengan tenga otot. Dengan demikian mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapatkan kerja tersebut bekerja dengan otot meskipun dengan penghasilan yang secukupnya atau bertindak negative seperti melakukan tindakan kriminalitas, segala carapun dilakukan untuk menghidupi kebutuhan hidup. Akhirnya kemiskinan pun terjadi dan melakukan tindakan kriinalitas tersebut seperti merampok, mencopet, begal dan sebagainya.



2.             Kemacetan
Kepadatan penduduk dan tingginya tingkat mobilitas penduduk diperkotaan menjadikan sarana transportasi menjadi penting artinya. Sarana transportasi diperkotaan dapat menimbulkan masalah apabila jumlah kendaraan tidak seimbang dengan panjang jalan yang ada. Rasio jumlah kendaraan dan panjang jalan menentukan terjadinya masalah lalu lintas seperti kemacetan, pelanggaran-pelanggaran dan tingginya tingkat angka kecelakaan lalu lintas.
Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimana-mana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.
 Faktor penyebab kemacetan jalan raya lainnya adalah penggunaan badan jalan sebagai area parkir. Hal ini menjadi saat ini telah menjadi masalah di beberapa kota di Indonesia, seperti kota Jambi, Bandung, dan beberapa kota lainnya. Untuk menanggulangi hal ini, diperlukan masyarakat yang senang menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi. Alternatif ini dapat dicapai apabila pemerintah di tiap daerah mampu menyediakan alat transportasi dengan harga terjangkau, mengutamakan kenyamanan, dan menjangkau semua daerah tujuan penumpang
Dengan adanya tingkat kemacetan tersebut menyebabkan pembangunan kota pun terhambat. Misalkan kendaraan dari luar kota yang membawa bahan produksi kekota terhambatkarena adanya arus kemacetan yang tinggi. Kemacetan suatu kota sudah idak bisa dipecahkan solusi karena terus meningkatnya angka urban yang terus meningkat seiap tahunnya. Kenapa sampai menyebabkan arus pembangunan kota seperti yang dijelaskan diatas jika bahan produksi yang berada diluar atau bahan inpor yang diambil dari luar kota akan menjadi hambatan apabila arus kemacetan terus bertambah. Arus kemacetan ini seperti dikota kota besa sangat dipenggaruhi oleh tarikan da bangkitan atau jam jam tertantu seperti jam masuk kerja dan jam pulang kerja dimana angka kemactan sangat tinggi di jam tersebut. Bukan hanya berdampa pada proses pebangunan yang disebabkan oleh macetan akan tetapi kemacetan juga sangat berdampak pada lingkungan dimana dengan pesatnya kemacetan mengakibatkan polusi udaran yang ditimbulkan juga sangat besar. Jarang sekali kita temui keadaan dijalan yang bersih tanpa adanya polusi dari asap kendaraan bermotor. Polusi juga dapat menimbulkan penyakit, karena didalam polusi itu terkandung virus-virus penyakit yang dapat membahayakan kesehatan kita. Banyak warga yang mengeluh akibat adanya polusi, sampai sekarangpun belum ada cara yang ampuh untuk menangani polusi, karena semakin hari semakin banyak orang yang mengendarai kendaraan berotor sehingga makbanyak pula asap-asap yang dihasilkan dan hal itu akan menyebabkan polusi udara.
3.             Sampah
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.   Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Dengan jumlah penduduk yang sudah tidak dapat dikontrol menyeabkan banyak sampat bersebaran dimana mana sehingga mengakibatkan pihak pemerintah kesulitan dalam melayani masalah sampah yang ditimbulkan mengakibatkan sampah bertumpuk dimana mana sehingga timullah yang namanya permukiman kumuh. Karna dengan masyarakat tadi yang tidak dapat pndah dari tempat yang sudah tercemari mengakibatkan kesehatan yang ditimbulkan juga tidak baik vagi kesehatan.











BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar yang disebabkan oleh adanya faktor penarik dari kota besar dan faktor pendorong dari desa. Orang-orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. DI Indonesia, urbanisasi masih terus berlangsung hingga saat ini dan semakin sulit untuk dicegah.
Urbanisasi menimbulkan banyak masalah diantaranya yakni minimnya lahan kosong di daerah perkotaan, meningkatkan kemacetan, pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi, menambah polusi di daerah perkotaan dan masalah yang palng signifikan yaitu meningkatnya angka kemiskinan. Masalah yang ditimbulkan urbanisasi begitu banyak, oleh karena itu perlu perlu penanganan yang serius dari pemerintah daerah, dan juga pemerintah pusat. Namun pada akhirnya, berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi urbanisasi memerlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah dan penduduknya. Tanpa adanya sinergisitas dalam melaksanakan upaya penekanan urbanisasi, maka urbanisasi akan terus terjadi

B.     Sasaran

Salah satu kebijaksanaan yang perlu dibuat pemerintah adalah pemisahan kawasan di daerah perkotaan, misalnya dengan memisahkan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Dengan begitu, hanya daerah pusat ekonomi saja yang diserbu oleh para urbanisasi sementara daerah pusat pemerintahan tetap stabil. Sehingga angka urbanisasinya tidak mengalami peningkatan.











DAFTAR PUSTAKA



0 komentar:

Posting Komentar