Senin, 09 April 2018

Makalah sejarah perencanaan kota palangkaraya dari zaman Old sampai zaman Now



TUGAS PERENCAAN KOTA
(sejarah kota palangkaraya)




Kelompok 3

Andra aswandi                       F23116055
Gita Rinda S.                          F23116017
Nadia pratiwi                          F23116100
Moh. Gifari                             F23116091
Nurfianti                                 F23116017
Sri Rahma L.M                        F23116132



Prodi perencanaan wilayah dan kota
Jurusan arsitektur
Fakultas teknik
Universitas tadulako








DAFTAR ISI

Kata pengantar ………………………………………………………………………………………………………………..
Daftar isi …………………………………………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan
a.      Latar belakang …………………………………………………………………………………………………...
b.      Rumusan masalah ………………………………………………………………………………………………
c.       Tujuan dan manfaat……………………………………………………………………………………………
Bab II Tinjauan Pustaka
a.      Sejarah perencanaan kota palangkaraya ……………………………………………………………
b.      Bentuk kota palangkaraya  …………………………………………………………………………………
c.       Perkembangan peradaban, kebudayaan, kemampuan manusia…………………………………….
d.      Kelemahan dan kelebihan bentuk perencanaan kota palangkaraya ………………………………
Bab III penutup
a.      Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………….
b.      Saran ……………………………………………………………………………………………………………………






BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Kota yang merupakan suatu sistem jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen (Bintarto,1989:36) pada akhirnya akan membawa pengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan kota itu sendiri secara fisik. Dalam suatu kota memiliki suatu sejaran salah satu kota yang akan dibahas dalam kasus ini adalah kota Palangka, kota Palangka Raya terdiri dari kata “Palangka dan Raya“. Palangka Raya Bulau berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang) yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke atas dunia. 
 Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjangSejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk Kriteria Penataan Kota, Kota Palangka Raya memiliki angka presentase tertinggi dipersepsikan oleh warganya memiliki penataan kota yang baik, yaitu sebanyak 51 %. Kota Palangka Raya meskipun masih jauh dari ukuran ideal, namun memiliki kondisi penataan kota yang cukup baik. Dari sudut pandang lain dapat dikatakan kapasitas akomodasi ruang Kota Palangkaraya terhadap pertumbuhan penduduk masih memadai.
Kota palangkaraya dalam melaksanakan pembanguan dareah menentukan pula arah dan kebijaksanaan pembangunan terutama usaha meningkatkan pemerataan pembngunan dan hasil-hasilnya, laju pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi, sosial politik serta pelaksanaan delapan jalur pemerataan. Peningkatan produksi sektor pertanian, melalui permukiman penduduk lewat transmigrasi sebagai sumber daya manusia.  Rencana pembangunan kota Palangka Raya selalu dapat dilaksanakan tanpa membawa pengaruh kehidupan sosial budaya masyarakat. Pembanguna Palangka Raya belum banyak melibatkan teknologi modern. Industri besar yang menimbulkan polusi udara belum ada. Tenaga asing datang, baik sebagai tenaga ahli pembangunan.



B.      RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana sejarah perencanaan kota palangkaraya ?
2.      Bagaimana bentuk kota palangkaraya?
3.       Bagaimana Perkembangan peradaban, kebudayaan, kemampuan manusia?
4.      Bagaimana Kelemahan dan kelebihan bentuk perencanaan kota?

C.      TUJUAN DAN MANFAAT

                Tujuan dan manfaat pada makalah ini adalah menjelaskan bagaimana sejarah perencanaan dan perkembangan dari  kota palangkaraya, bagaimana bentuk kota yang berkembang dikota palangkaraya  serta perkembangan peradaban, kebudayaan dan kemampuan manusia dan bagaimana kelebihan dan kekurangan perencanaan kota tersebut agar menambah wawasan kita mengenai kota palangkaraya, Kalimantan Tengah.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Sejarah Perencanaan Kota
Sejarah pembentukan Kota Palangkaraya merupakan bagian dari integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah .
a.       1957 – 1970
Pembangunan kota Palangka Raya ditandai dengan pemancangan tiang pertama pembangunan kota oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957, maka dari saat itulah pembangunan di Palangka Raya dimulai yaitu seperti dermaga, istana, perkantoran, perumahan dan bundaran (Bundaran Besar). Dimana pada saat itu Palangka Raya direncanakan akan memiliki tiga jalan utama yang salah satunya adalah jalan Yos Sudarso. Jalan Yos Sudarso pada dasarnya merupakan jalan utama yang bersejarah dalam perkembangan Kota Palangka Raya, terbentuk oleh adanya Bundaran Besar sebagai sumbu dan juga deretan-deretan perkantoran yang ada di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan serta di samping itu juga memiliki lahan kosong yang dapat difungsikan sebagai ruang terbuka kota. Kondisi Jalan Yos Sudarso pada awal mulanya masih berupa jalan tanah dan hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua, seiring perkembangan kota, maka Jalan Yos Sudarso dibuat selebar 20 meter sebagai akses terdekat ke Bundaran Besar. Setelah itu merencanakan desain lansekap taman di Kota Palangka Raya dan merupakan ide awal dari Presiden Republik Indonesia pertama yaitu Ir. Soekarno yang merencanakan di sepanjang Jalan Yos Sudarso sebagai Boulevard. Konsep Boulevard ini adalah bagian terpenting dari kota yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau untuk mengimbangi zona yang besar pada lahan terbangun.
Gambar 1. Peta Palangkaraya pada tahun 1960, struktur kotanya telah terbentuk pada Jalan Yos Sudarso.

b.      1970 – 2000
Pada tahun 1970 jalan utama Yos Sudarso mulai ditata sepanjang 800 meter dari Bundaran Besar Palangka Raya. Tahun 1978 dibuat master plan yang diperuntukan sampai tahun 1996 dimana dalam master plan ini telah ada penambahan jalan Yos Sudarso dari Bundaran Besar sampai kompleks Universitas Palangka Raya dimana diperuntukan sebagai area jasa. Pada periode berikutnya yaitu pada tahun 1980-1990-1999 Jalan Yos Sudarso semakin padat dengan lalu lintas kendaraan bermotor namun pada pinggiran jalan tersebut masih belum ditata karena belum adanya perhatian dari pemerintah kota dengan kawasan bersejarah ini. Bundaran besar dalam bentuknya yang sekarang di bangun pada masa Drs. Lukas Tingkes sebagai walikota, lokasi tersebut sekarang diakui sebagai salah satu satu landmark terpenting kota Palangka Raya. Sedangkan pembangunan awalnya di mulai pada periode 1983-1988. Selanjutnya dilakukan pembangunan berupa fasilitas hiburan di kawasan jalan Yos Sudarso, dimana pada saat itu masyarakat Palangka Raya masih kurang adanya tempat hiburan selain terpusat pada Bundaran Besar, yaitu di kenal dengan Taman Ria, namun dari segi penilaian masyarakat daerah tersebut merupakan kawasan yang kumuh, dan penataan kawasan jalan Yos Sudarso masih belum dilakukan terutama pada pinggir jalan belum terdapatnya troroar sebagai tempat pejalan kaki hanya berupa padang rumput. Trotoar yang ada hanya pada Bundaran Besar sampai muara jalan Yos Sudarso.
Gambar 2. Kondisi Jalan Yos Sudarso pada tahun 1999



c.       2000 – 2018
Pada periode ini lebih memfokuskan pada penataan Ruang Terbuka Hijau di depan Kantor Transmigrasi, di depan Kantor Kehutanan, di depan Kantor DEPNAKER, di depan Kantor Perpajakan, penataan dilakukan di daerah Hotel Dandang Tingang sampai Jalan Lambung Mangkurat di depan TVRI (eks lokasi taman ria). Pada konsep awalnya daerah ini akan dijadikan hutan kota/ruang terbuka hijau hal ini memanfaatkan kondisi yang ada dengan adanya pepohonan pada kawasan tersebut dan pada malam hari sepanjang Jalan Yos Sudarso ada penerang berupa lampu jalan untuk mendukung kegiatan warga kota di Ruang Terbuka dan dimanfaatkan juga untuk sektor informal sehingga ada keharmonisan kegiatan disana. Perencanaan selanjutnya dengan memeratakan pembangunan, mengatasi permasalahan pembangunan, fokus pada perencanaan kawasan Pendidikan, Pariwisata dan Jasa, dengan mengoptimalisasi pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah serta berlandaskan budaya Betang dan berwawasan Lingkungan Hidup.

Gambar 3. Kondisi sekarang Kota Palangkaraya.



B.      Bentuk Kota
a.       Luas Wilayah pada tahun 2016 2.853,52 Km2
b.      Jumlah Penduduk pada tahun 2016 267.757 jiwa
c.       Pola Permukiman
Pada Kota Palangkaraya membentuk pola permukiman radial, pola radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial, dari suatu titik ketinggian tertentu. Pola ini terbentuk mengikuti bentuk muka bumi yang cembung.
Kota Palangkaraya membentuk pola radial konsentris, pola ini memiliki pusat ditengah kota dengan tujuan agar dapat melayani daerah sekitarnya dari segala arah.

C.      Perkembangan peradaban, kebudayaan, kemampuan manusia
Dahulu Pulau Kalimantan merupakan pulau yang masih jarang penduduknya. Salah satu cikal bakal pertumbuhan kota ada di daerah sekitar Sungai Kahayan. Dari tempat itu, Palangkaraya tumbuh dan berkembang, dari yang sebelumnya merupakan kota yang tidak terencana, menjadi kota yang terencana dengan baik dan menyesuaikan dengan perkembangan kota-kota di Indonesia lainnya. Simbol fleksibelnya Kota Palangkaraya terdapat pada bangunan-bangunan yang berada di sekitar Sungai Kahayan. Morfologi Kota Palangkaraya terutama yang berada di tepian sungai berbentuk menyesuaikan dengan alur sungai. Saat ini, daerah sekitar Sungai Kahayan berdiri bangunan padat dan terkesan indah dengan liukan sungai sebagai batas. Perkembangan kota selanjutnya meluas ke arah pusat kota, yaitu di Bundaran Besar.
Penduduk asli Palangkaraya adalah suku dayak. Seperti kita ketahui bahwa suku dayak merupakan suku yang memiliki berbagai macam tradisi dengan mempertimbangkan banyak unsur magis di dalamnya. Leluhur nenek moyang Suku Dayak berasal dari China (Provinsi Yunan). Berdasarkan konsep desain kota Palangkaraya awal mulanya bahwa pembangunan kota Palangkaraya yang diawali dengan peletakan tiang pertama (sekarang benama Monumen Peletakan Batu Pertama), secara berurutan diikuti dengan pembangunan dermaga gubernuran, Kantor Gubernur, Istana Gubernur, dan Bundaran. Pada bundaran terdapat 3 (tiga) jalan yang memusat ke bundaran yaitu sekarang bernama JL. Tjilik Riwut, Jl. Yos Sudarso dan Jl. Imam Bonjol. Dan apabila poros Dermaga Gubernuran, Monumen, Kantor Gubernur, Bundaran besar dan Jl. Yos Sudarso ditarik garis lurus, maka akan didapati sumbu yang mengarah ke arah timur laut dan barat daya, dan bila diteruskan maka sumbu yang ke arah timur laut akan melintasi Sungai Kahayan yang menurut kebudayaan Dayak, sungai adalah sumber kehidupan. Sedangkan apabila sumbu yang kearah barat daya diteruskan tak terhingga ke arah barat daya, maka sumbu ini akan melintasi Kota Jakarta, diduga tepat di Istana Negara. Unsure cosmic berupa sumbu penghubung ini turut menjadi sedikit unsur magis dari perkembangan Kota Palangkaraya baik di masa lampau maupun ke depannya.
Fungsi Kota Palangkaraya adalah sebagai pusat pemerintahan. Kedudukannya sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah menjadikan banyak terdapat bangunan tinggi gedung yang digunakan sebagai pelananan yang berbasis pemerintahan. Bundaran Besar sebagai simbol Kota Palangkaraya di sekelilingnya terdapat gedung-gedung pemerintahan tersebut, seperti Gedung DPR Provinsi Kalteng, Kantor Gubernur dan Kantor Walikota Palangkaraya. Selain pusat pemerintahan, Kota Palangkaraya juga merupakan kota dengan aktivitas perdagangan dan bisnis yang berkembang pesat. Berbagai pusat perbelanjaan tumbuh subur di kota ini. Tercatat belasan tempat belanja, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan dan mall berada di dalam kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, bisnis perhotelan juga termasuk yang mengalami pertumbuhan progresif. Berbagai macam aktivitas perdagangan dan bisnis tersebut tumbuh pesat dikarenakan adanya jalur transportasi yang baik. Jalur transportasi dari dan ke Kota Palangkaraya berupa jalur darat, udara, dan air. Sarana transportasi perairan merupakan sarana transportasi dari sungai yang terkenal di Palangkaraya yaitu Sungai Kahayan. Ditengah kota Palangkaraya sendiri terdapat Jembatan Kahayan diatas sungai Kahayan yang menghubungkan kedua tempat yang biasa disebut dengan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di sekitar sungai ini pula cikal bakal Kota Palangkaraya berada.

D.      Kelemahan dan kelebihan bentuk perencanaan kota
a.       Kelemahan dalam perencanaan Kota Palangkaraya dimana pada masa lalu masih terbatasnya pembangunan karena sarana prasarana yang tidak memadai serta biaya yang masih minim dalam perencanaan. Kurang berkembangnya pembangunan pada daerah ini didasari oleh masih terpusatnya anggaran pembangunan. Dalam hal ini semua pendapatan daerah langsung menuju pusat dan belum bisa dikelola oleh daerah masing masing. Di tahun 2002, otonomi daerah berlaku. Undang-undang otonomi daerah membebaskan setiap daerah untuk mengelola daerah masing-masing termasuk pembangunan di daerahnya berdasarkan anggaran dan pendapatan daerah itu sendiri. Peraturan otonomi daerah ini juga kurang sinkronnya pembangunan di setiap daerah karena sumberdaya dan pendapatan daerah yang cenderung masih berbeda-beda.
b.      Kelebihan perencanaan Kota Palangkaraya dari sarana dan prasarana yang memadai dan juga karena teknologi yang semakin maju. Pembangunan kota semakin berkembang ditandai dengan pemisahan kawasan pemerintahan dan perdagangan jasa.




BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Pembangunan kota Palangka Raya ditandai dengan pemancangan tiang pertama pembangunan kota oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno pada tanggal 17 Juli 1957, maka dari saat itulah pembangunan di Palangka Raya dimulai yaitu seperti dermaga, istana, perkantoran, perumahan dan bundaran (Bundaran Besar). Dimana pada saat itu Palangka Raya direncanakan akan memiliki tiga jalan utama yang salah satunya adalah jalan Yos Sudarso. Jalan Yos Sudarso pada dasarnya merupakan jalan utama yang bersejarah dalam perkembangan Kota Palangka Raya, terbentuk oleh adanya Bundaran Besar sebagai sumbu dan juga deretan-deretan perkantoran yang ada di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan serta di samping itu juga memiliki lahan kosong yang dapat difungsikan sebagai ruang terbuka kota. Pada tahun 1970 jalan utama Yos Sudarso mulai ditata sepanjang 800 meter dari Bundaran Besar Palangka Raya. Tahun 1978 dibuat master plan yang diperuntukan sampai tahun 1996 dimana dalam master plan ini telah ada penambahan jalan Yos Sudarso dari Bundaran Besar sampai kompleks Universitas Palangka Raya dimana diperuntukan sebagai area jasa. Pada periode ini lebih memfokuskan pada penataan Ruang Terbuka Hijau di depan Kantor Transmigrasi, di depan Kantor Kehutanan, di depan Kantor DEPNAKER, di depan Kantor Perpajakan, penataan dilakukan di daerah Hotel Dandang Tingang sampai Jalan Lambung Mangkurat di depan TVRI (eks lokasi taman ria).
Berdasarkan konsep desain kota Palangkaraya awal mulanya bahwa pembangunan kota Palangkaraya yang diawali dengan peletakan tiang pertama (sekarang benama Monumen Peletakan Batu Pertama), secara berurutan diikuti dengan pembangunan dermaga gubernuran, Kantor Gubernur, Istana Gubernur, dan Bundaran. Fungsi Kota Palangkaraya adalah sebagai pusat pemerintahan.  Kedudukannya sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah menjadikan banyak terdapat bangunan tinggi gedung yang digunakan sebagai pelananan yang berbasis pemerintahan. Bundaran Besar sebagai simbol Kota Palangkaraya di sekelilingnya terdapat gedung-gedung pemerintahan tersebut, seperti Gedung DPR Provinsi Kalteng, Kantor Gubernur dan Kantor Walikota Palangkaraya.
B.      SARAN
Makalah ini merupakan suatu proses pembelajaran, makalah ini sangat jauh darikata sempurna oleh karana itu bagi pembimbing dan para pembaca  untuk mengoreksi makalah ini agar nantinya bisa bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

                                                       https://kalteng.go.id/INDO/PRAYA/sejarah.htm                           
                                                                                                       


0 komentar:

Posting Komentar